Friday, January 29, 2010

Little India, Extravaganza Kampung India Penuh Warna







Text by Mary Sasmiro
Photos by Mary Sasmiro & M. Tran


Kawasan Penuh Warna
Little India adalah pusat komunitas warga India di Singapura. Bermula pada sekitar tahun 1819 kala banyak pekerja dan tentara India yang dipekerjakan di Singapura pada era pemerintahan Sir Stamford Raffles, dilanjutkan sampai pada akhir abad 19, semakin banyak warga India berimigrasi ke negara ini untuk mencari pekerjaan sebagai buruh pembangun jalan sampai pada pemegang posisi penting di bidang sipil. Dan saat ini, Little India telah menjadi pusat perkumpulan komunitas warga keturunan India terbesar di Singapura yang juga menarik perhatian turis.

Memasuki kawasan ini, bersiaplah untuk memanjakan indra penciuman dan indra penglihatan Anda karena dari mata memandang, warna-warna yang begitu vibrant di sepanjang jalan baik warna-warna cat gedung pertokoan, kain sari yang bergelantungan, aneka asesories gelang-gelang cantik India yang manis dan eksotis sampai jejeran warna-warna bumbu Indian spices yang begitu menyala akan membuat mata Anda tak lelah menikmati. Dan bau-bau dupa khas India, juga aneka bumbu-bumbu masakan yang dapat tercium di sepanjang jalan pastnya akan membuat Anda merasa serasa berada di dunia lain. Bila itu saja tak cukup, cobalah menyimak seksama dengan telinga Anda, musik-musik soundtrack film-film Bollywood baik yang klasik maupun baru akan selalu berkumandang di sepanjang jalan pertokoan, entah itu suara dari radio butut penjaja pinggir jalan ataupun dari toko CD dan kaset di ujung jalan.

Dari dulu saya tertarik pada segala macam budaya yang saya anggap eksotik, India adalah salah satunya. Warna-warna kain sari dan bau-bau dupa di tengah kota semodern Singapura cukup menarik buat saya. Terkesan kontras.Berjalan kaki sepanjang jalan utama kawasan ini, membuat saya membayangkan sedang berada di India. Bagaimana tidak, begitu banyak wanita ber-sari kadang lengkap dengan sapuan henna di tangannya berjalan santai di kawasan ini. Di tempat lain, seorang laki-laki parobaya bersorban sempat menyenggol saya ketika saya berjalan sambil asyik memotret. Belum lagi memandangi segala poster dan papan nama dengan foto-foto wanita seperti di film-film Bollywood ala Aiswara Rei mejeng menjajakan produk .

The Fussion-Gaya Klasik Peranakan dan Extravaganze India
Dari segi arsitektur, daerah ini juga cukup menarik untuk dinikmati. Gedung-gedung pertokoan bergaya ruko yang disana disebut shophouse, masih terpengaruh gaya khas Singapura, peranakan style, bisa dilihat dari gaya bentuk detil jendela dan atapnya yang klasik. Namun, sangat menarik melihat gaya peranakan yang dipadukan dengan warna-warni terang khas India. Bercampur aduklah warna hijau, merah, kuning, maroon sampai kuning menyala sebagai paduan warna eksterior bangunan dan jendela.Tak ubahnya warna kain sari khas India yang kaya akan vibrant colours. Rasanya tak salah juga jika saya berpendapat, gaya arsitektur gado-gado ini layak disebut Fussion. Kan tak hanya makanan saja yang boleh memakai istilah ini bukan?

Eat and Shop Till Drop!
Jika Anda adalah jenis manusia yang senang disebut a food adventurous, tertarik mencoba jajanan khas India yang namanya membuat lidah terplintir namun rasanya mampu membuat lidah bergoyang, Little India mungkin akan membuat Anda serasa menjadi Anthony Bourdain, Bagaimana tidak, di sepanjang jalan aroma jajanan khas India yang terkenal manis tercium dengan mudahnya. Anda hanya tinggal bereskplorasi. Cobalah Gulap Jamun atau boleh juga Paan. Rasa manis legitnya pas dipadu dengan sedikit Indian spice. Coba pula minuman khas India, saya adalah penggemar teh tarik. Senang melihat bagaimana penyaji teh ini beraksi, bila di dunia barat bartender beraksi semi berakrobat dengan botol-botol alkhohol, disini laki-laki India berkumis tebal berkulit gelap yang mengingatkan saya pada Pak Raden di serial Unyil jaman saya masih juga seumur si Unyil dengan tangkasnya bermain-main dengan dua gelas yang isi tehnya seperti di tarik-tarik. Pokoknya enak. Berjalan tak lama lagi, saya yang kepanasan dan tak henti membasuh peluh yang menetes tak mau kompromi, saya tergoda melihat stand minuman. Beraneka warna, sampai ada minuman berwarna magenta. Terus terang saya tak terlalu tertarik, mengingatkan saya pada warna tinta printer di kantor. Namun saya tergoda mencoba lassi. Minuman dengan dasar bahan yoghurt yang kini diolah modern dengan paduan rasa buah segar ini memang bukan minuman asing buat saya.Namun menyeruput lassi di lingkungan asli warga India, ditengah alunan lagu-lagu India dan melihat banyak wanita ber-sari warna warni bediri di dekat saya, saya entah mengapa merasa lassi ini adalah yang ternikmat yang pernah saya coba. Rasanya sangat India ( padahal saya belum pernah sungguh ke India ).

Setelah perut kembung karena kekenyangan icip-icip, saya terus berjalan menikmati toko-toko. Surga belanja bagi pecinta barang-barang etnik dan unik. Kain sari aneka warna yang dijajakan bergelantungan cantik di depan toko, jejeran gelang-gelang aneka warna khas India, tumpukan kotak-kotak penyimpan perhiasan yang memiliki ornamen khas India penuh warna sampai perlengkapan aromateraphy ala ayurvedic beserta dupa-dupanya mudah ditemui disini. Jangan lewatkan juga melihat gaya perhiasan emas yang begitu berbeda dari isi toko-toko emas yang biasa kita temui di Jakarta. Model-modelnya lebih heboh tapi menarik. Pokoknya manjakan indra penglihatan Anda, disini Anda sepi dari gaya zen living dan minimalis, semuanya tampak extravaganza. Meriah penuh dengan warna dan ornamen.

Hari sudah mulai sore, matahari sudah mulai malas bersinar, kaki saya juga sudah cukup pegal. Keringat saya juga sudah membuat saya ingin cepat pulang ke rumah teman saya dan segera memanjakan diri mandi dengan kucuran shower yang deras dan dingin. Ketika saya mencegat taxi untuk kembali ke daerah River Valley, samar-samar saya masih mendengar alunan musik khas Bollywood, masih samar-samar mencium aroma dupa-dupa khas India. Ketika saya sudah berada di dalam taxi, sekali lagi saya menikmati suasana little India dari balik jendela kaca mobil. Kali ini kunjungan saya ke Singapura memang menjadi lebih berwarna, tak hanya saya habiskan dengan berkeliling-keliling Orchard Rd dan Bugis Junction. Disini, saya serasa sudah mengunjungi sebuat kampung kecil di India yang belum pernah saya kunjungi.

Info
Ada beberapa perayaan dan festival penting yang rutin dirayakan di kawasan little India.
1. Thaipusam, perayaan spektakular membersihkan pikiran. 2. Pongal, perayaan panen dimana para warga India Selatan mempersembakan sesaji untuk mensyukuri hasil masa panen. 3. Navarathiri, yang berarti “ 9 malam”, adalah festival perayaan umat Hindu selama 9 hari dan 10 malam dan dirayakan dengan musik dan tari-tarian. Ditujukan untuk memuja dewi-dewi Hindu seperti Durga ( dewi pelindung dari roh jahat ), Lakshimi ( dewi kemakmuran ) dan Saraswati ( Dewi bijaksana ). 4. Deepavali, suatu peringatan pertempuran antara kebaikan yang menang atas kejahatan. Saat perayaan ini, kawasan little India selama sebulan perayaan, daerah itu menjadi semakin penuh warna.

Tips
Apa yang patut dikunjungi di Little India 1. Kuil Sri Veeramakaliamman 2. Kuil Budha Leon San 3. Mesjid Abdul Gafoor 4. Little India Arcade 5. Toko-toko kembang di little India 6. Toko-toko penjual rempah-rempah India

No comments:

Post a Comment