Tuesday, March 16, 2010

Pearl Castle Icip-icip Taiwanese Food di Vancouver






Text & Photos by Mary Sasmiro


Sudah sejak dulu saya dengar masakan Taiwan modern sedang in. Namun di Jakarta rasanya belum nemu resto khas ala Taiwan yang menyajikan menu cukup bervariasi. September lalu saya berlibur ke Vancouver sekalian mengunjungi teman yang tinggal disana. Kami sama-sama pecinta makanan dan hobi icip-icip makanan baru. Akhirnya hasrat mencoba makanan Taiwan itu justru terpenuhi disana, di sebuah resto bernama cukup cute, Pearl Castle.

Berlokasi di daerah Richmond, yang notabene dihuni mayoritas Asian Community, resto yang tak terlalu luas ini selalu ramai. Interiornya khas Asia namun tampil modern. Di sekeliling banyak pengunjung dari couple, segerombolan ABG berisik, sampai keluarga. Cukup cozy ditambah waitress yang cantik-cantik ala nona San Chai yang melegenda di serial Meteor Garden.

Teman saya yang regular customer itu langsung mempromosikan jejeran menu favoritnya. Cuaca yang agak dingin di awal fall season, membuat saya melirik-lirik ke meja sebelah yang tersaji Hot Pot berisi kuah putih susu. Milk Seafood Hotpot. Ternyata memang merupakan menu favorit. Segera menu itu masuk daftar pesanan.

Appetizer berupa Fried Chicken Knee yang adalah dengkul ayam goreng tepung sungguh garing dan gurih. Saya belum pernah makan dengkul ayam. Konon, karena di pasar manapun tak dijual potongan dengkul ayam, disini mereka memotong satu-satu dengkul ayam untuk menu ini. Kenyal-kenyal crunchy. Patut dicoba. Milk Seafood Hotpot yang berisikan kuah berbahan dasar kaldu daging babi dimasak bersama susu segar dan dilengkapi seafood segar seperti udang, bakso seafood, irisan tipis daging babi, jamur shitake dan sawi putih sama sekali tak membuat eneg. Malah segar. Gurih kaldu dan manis susu pas terasa. Dihadirkan satu set bersama nasi, condiment berupa semacam saus sambal khas yang mild namun nikmat plus cream puff mungil tersaji diatas sebuah nampan cantik ala Jepang. Begitu impresif, dari tampilan dan rasa. Penasaran dengan sup berbasis tomat, kami akhirnya juga memesan sup tomat berisi irisan daging sapi. Enak, tapi tak seistimewa Milk Soup sebelumnya. Selanjutnya, Taiwanese Sausage Fried Rice, Black Pepper Chicken dan Five Spices Fried Chicken menjadi menu susulan. Yang terakhir mungkin cukup dikenal disini melalui Shilin Taiwanese Street Snack di beberapa food court di mall-mall Jakarta. Baru satu itu menu khas Taiwan yang pernah saya coba di Jakarta. Fillet ayam yang digoreng garing bertabur bumbu rahasia yang gurih dan beraroma rempah yang light membikin ketagihan.

Sebagai specialis penyaji Pearl Tea dan Milk Tea khas Taiwan, tak lupa kami memesan minuman khasnya. Red Bean Milk Tea. Saya sendiri terpaku pada drink list bernama Somewhere in Time, yang selama ini menjadi my all time favourite movie and song. Jadi tak peduli campuran agak gado-gado, Peach, Grenadine dan Orange, juga bukan drink list favorit, saya pesan juga. Not bad.

Hari mulai larut malam, pengunjung tak henti. Lidah yang masih ingin berpetualang rasa harus tunduk pada perut yang tak sudi lagi diisi. Masih banyak menu tertera ingin saya icip. Kimchee Xiao Lung Pao (sounds exotically fusion, right?) Deep Fried Fermented Pork Over Rice, The Ginseng Chicken Hot Pot, dan aneka menu noodle yang tersedia. Not to mention another exotic flavour milk tea seperti Lavender Milk Tea, atau Adam’s Dream-campuran milk, apple and strawberry. Ah, saya masih ingin kembali dan mencicipi semua itu. Mengapa tidak? Good food, dengan harga terjangkau dan suasana nyaman, what else can you ask for more?

No comments:

Post a Comment